tata cara lempar jumrah

Tata Cara Lempar Jumrah dari Jadwal Hingga Urutannya

Lempar jumrah adalah salah satu rukun wajib dalam ibadah haji yang penuh dengan makna simbolis. Bagi setiap calon jamaah haji, memahami tata cara lempar jumrah dengan benar adalah sebuah keharusan agar rangkaian ibadah hajinya sempurna dan sah.

Ritual ini bukan sekadar melempar batu, melainkan sebuah bentuk ketaatan meneladani kisah Nabi Ibrahim AS saat melawan godaan setan. Artikel ini akan memandu Anda melalui setiap langkah, waktu, dan doa yang terkait dengan pelaksanaan lempar jumrah sesuai sunnah.

Apa Itu Lempar Jumrah dan Maknanya?

Secara singkat, lempar jumrah adalah kegiatan melempar batu kerikil ke tiga tugu (pilar) yang berlokasi di Mina. Ketiga tugu ini adalah:

  1. Jumrah Ula (atau Sughra): Tugu pertama yang paling kecil.
  2. Jumrah Wustha: Tugu kedua yang berukuran sedang.
  3. Jumrah Aqabah (atau Kubra): Tugu ketiga yang terbesar.

Makna di balik ritual ini sangat dalam. Ini adalah napak tilas perjuangan Nabi Ibrahim AS yang digoda oleh iblis sebanyak tiga kali untuk tidak mematuhi perintah Allah SWT menyembelih putranya, Nabi Ismail AS. Di tiga lokasi inilah Nabi Ibrahim melempar batu ke arah iblis untuk mengusirnya. Dengan melakukan lempar jumrah, jamaah haji sedang meneladani keteguhan iman tersebut, secara simbolis “melempari” sifat-sifat setan dalam diri dan meneguhkan ketaatan kepada Allah SWT.

Waktu dan Jadwal Pelaksanaan Lempar Jumrah

Waktu pelaksanaan lempar jumrah terbagi selama beberapa hari dan memiliki ketentuannya masing-masing.

Tanggal 10 Dzulhijjah (Hari Raya Idul Adha):

  • Jamaah hanya melempar Jumrah Aqabah saja sebanyak 7 kali.
  • Waktu utamanya adalah setelah matahari terbit (waktu dhuha). Namun, untuk menghindari kepadatan, waktu melempar diperluas mulai dari tengah malam tanggal 10 Dzulhijjah hingga terbit fajar pada tanggal 11 Dzulhijjah.

Tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah (Hari Tasyrik):

  • Pada hari-hari ini, jamaah melempar ketiga jumrah secara berurutan: dimulai dari Jumrah Ula, lalu Jumrah Wustha, dan terakhir Jumrah Aqabah.
  • Waktu melempar dimulai setelah matahari tergelincir (masuk waktu Zuhur) hingga matahari terbenam. Sebagian ulama memperbolehkan hingga terbit fajar keesokan harinya jika ada uzur.
  • Jamaah yang mengambil Nafar Awal hanya akan melempar jumrah pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah, dan harus meninggalkan Mina sebelum matahari terbenam pada tanggal 12 Dzulhijjah.
  • Jamaah yang mengambil Nafar Tsani akan menyempurnakan lempar jumrah hingga tanggal 13 Dzulhijjah.

Tata Cara Lempar Jumrah Langkah-demi-Langkah

Berikut adalah panduan praktis tata cara pelaksanaan lempar jumrah.

1. Persiapan Batu Kerikil

  • Batu kerikil disunnahkan untuk diambil saat mabit (bermalam) di Muzdalifah.
  • Jumlah yang dibutuhkan:
    • 7 batu untuk Jumrah Aqabah pada 10 Dzulhijjah.
    • 21 batu untuk setiap hari tasyrik (7 untuk Ula, 7 untuk Wustha, 7 untuk Aqabah).
    • Total untuk Nafar Awal (sampai 12 Dzulhijjah): 7 + 21 + 21 = 49 batu.
    • Total untuk Nafar Tsani (sampai 13 Dzulhijjah): 7 + 21 + 21 + 21 = 70 batu.
  • Ukuran batu kerikil idealnya tidak terlalu besar, kira-kira sebesar biji kacang atau ujung ruas jari kelingking.

2. Pelaksanaan pada 10 Dzulhijjah (Jumrah Aqabah)

  • Berangkat menuju lokasi Jamarat di Mina.
  • Berhenti melafalkan talbiyah setelah lemparan pertama ke Jumrah Aqabah.
  • Lemparkan 7 batu kerikil satu per satu ke pilar Jumrah Aqabah.
  • Setiap kali melempar satu batu, ucapkan:

    بِسْمِ اللهِ، وَاللهُ أَكْبَرُ

    Bismillāhi, Allāhu Akbar.

    “Dengan nama Allah, dan Allah Maha Besar.”

  • Pastikan batu masuk ke dalam lubang atau area cekungan di sekitar pilar.
  • Setelah selesai melempar 7 batu, langsung pergi tanpa berhenti untuk berdoa di tempat ini.

3. Pelaksanaan pada Hari Tasyrik (11, 12, & 13 Dzulhijjah)

Lakukan lempar jumrah sesuai urutan yang benar.

Jumrah Ula (yang pertama/terkecil):

  • Lemparkan 7 batu kerikil satu per satu, sambil membaca takbir “Allahu Akbar” di setiap lemparan.
  • Setelah selesai, ambil posisi sedikit ke samping, menghadap kiblat, lalu angkat tangan dan berdoalah dengan khusyuk.

b. Jumrah Wustha (yang di tengah):

  • Lanjutkan berjalan ke pilar kedua.
  • Lakukan hal yang sama: lemparkan 7 batu kerikil satu per satu diiringi takbir.
  • Setelah selesai, ambil posisi ke samping, menghadap kiblat, dan berdoalah kembali.

c. Jumrah Aqabah (yang terakhir/terbesar):

  • Lanjutkan berjalan ke pilar terakhir.
  • Lemparkan 7 batu kerikil satu per satu dengan diiringi takbir.

Setelah selesai, langsung pergi meninggalkan tempat tanpa berhenti untuk berdoa. Ini meneladani apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Hal-Hal Penting yang Perlu Diperhatikan Saat Melempar Jumrah

  • Cara Melempar: Gunakan tangan kanan, jepit batu dengan ibu jari dan jari telunjuk.
  • Tidak Boleh Diwakilkan: Lempar jumrah harus dilakukan sendiri. Badal atau mewakilkan hanya diperbolehkan bagi mereka yang memiliki uzur syar’i seperti sakit parah, lansia yang sangat lemah, atau wanita hamil yang berisiko.
  • Keselamatan: Area Jamarat sangat padat. Selalu bersabar, jangan saling mendorong, dan ikuti arahan dari petugas haji demi keselamatan bersama.
  • Sahnya Lemparan: Lemparan dianggap sah jika batu masuk ke dalam area cekungan di sekitar pilar jumrah.

Kesimpulan

Tata cara lempar jumrah adalah ritual yang sarat akan nilai sejarah dan spiritualitas. Dengan melaksanakannya sesuai urutan, waktu, dan niat yang benar, seorang jamaah haji tidak hanya menggugurkan kewajiban, tetapi juga menghayati kembali perjuangan tauhid Nabi Ibrahim AS.

Semoga panduan ini bermanfaat bagi para tamu Allah dalam menyempurnakan ibadah hajinya menuju haji yang mabrur.

Tabina Tour

Tabina Tour

Articles: 25
Butuh Bantuan?